Midwifery worLd "mind and soul"

. . . WeLcoMe to MidwiFeRy worLd . . .

Sabtu, 17 Desember 2011

Hand Out Komunitas




Mata Kuliah     : Asuhan Kebidanan V (Komunitas)

Topik                 : Asuhan Postpartum di Komunitas
Subtopik            : 1. Jadwal kunjungan rumah
                             2. Kelompok ibu postpartum
Waktu               :
Dose                   :                                                         

 

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat :
  1. Mengidentifikasi jadwal kunjungan ibu postpartum di rumah dengan baik dan benar.
  2. Mendeskripsikan kelompok postpartum dengan baik dan benar.


 
Referensi

1.      Yulifah, Rita.Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.2009.Hal 85-93
2.      Ambarwati, ER. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta: Nuha Medika. 2009. Hal 88
3.      Bobak.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC. 2004. Hal 599
4.      Angka Kematian Ibu http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111 ( Diakses pada tanggal 5 Juli 2011)

 

 Pendahuluan

Pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas di komunitas merupakan salah satu upaya dari pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu melalui pendekatan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ada sebesar 226 per 100.000 Kelahiran Hidup. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen). Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen. Begitupun dengan infeksi sebesar 11% dan komplikasi masa puerpureum sebesar 8% yang menyumbangkan kematian ibu.
Maka dari itu, untuk menurunkan AKI di Indonesia, bidan harus memberikan asuhan yang menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas dan bayi akan tetapi melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di sekitar ibu nifas karena pelaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas sendiri meliputi pencegahan, pendeteksian dan penanganan masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas.

 Uraian Materi

 
1.      Jadwal Kunjungan Ibu Postpartum di Rumah
P
elaksanaan-pelaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas di komunitas dilakukan melalui kunjungan-kunjungan. Kunjungan ini paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas. Kegiatan ini dilakukan selama kunjungan meliputi pencegahan, pendeteksian dan penanganan masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas. Adapun jadwal kunjungan tersebut sebagai berikut :
a.                   Kunjungan Pertama
Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu melahirkan. Adapun tujuan dari kunjungan pertama adalah sebagai berikut :
v  Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Selain mencegah perdarahan, bidan juga harus mendeteksi apabila ada perdarahan yang berlanjut agar ibu dapat segera dirujuk. Ibu dan anggota keluarga, diberikan konseling mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
v  Inisiasi dini pemberian ASI
Hal ini sangat penting karena memberikan keuntungan sebagai berikut :
-          Bayi mendapatkan kolostrum yaitu cairan emas yang kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus, ketahanan terhadap infeksi -kelangsungan hidup bayi.
-          Bayi yang diberikan kesempatan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu eksklusif dan mempertahankan menyusui.
-          Sentuhan, kuluman/emutan dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi  membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan ibu, merangsang hormon lain  membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayi, meningkatkan ambang nyeri dan merangsang pengaliran ASI dari payudara
v  Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menurut Siegel (1982) bahwa hubungan antara ibu dan bayi baru lahir ini dapat memberikan efek positif pada lama menyusui dan sangat mempengaruhi perilaku kasih sayang maternal pada hari-hari pertama pascapartum. 
v  Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi, jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tetap memantau kondisi ibu dan bayi baru lahir pada dua jam pertama setelah lahir, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
Hipotermi  merupakan masalah yang membahayakan hidup bayi baru lahir. Hipotermi akan menyebabkan kecepatan pernafasan yang meningkat sebagai respons terhadap kebutuhan oksigen. Fungsi untuk mempertahankan pertumbuhan, fungsi sel otak dan fungsi normal dialihkan menjadi fungsi termogenesis agar bayi dapat bertahan hidup. Apabila bayi baru lahir tidak dapat mempertahankan tegangan oksigen maka akan mengganggu perfusi paru dan menyebabkan distress pernafasan.
b.                  Kunjungan Kedua
Kunjungan kedua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah persalinan. Kunjungan ini bertujuan untuk :
v  Memastikan involusi uterus berjalan normal, yang ditandai dengan uterus berkontraksi. Fundus terletak pada pertengahan umbilicus dengan simfisis pubis, tidak ada perdarahan abnormal dan lokea tidak berbau.
v  Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
v  Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
v  Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda penyulit.
v  Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, seperti perawatan tali pusat, menjaga suhu bayi agar tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
c.                   Kunjungan Ketiga
Kunjungan ketiga dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan, dengan tujuan :
v  Mengevaluasi perjalanan postpartum, ibu dan bayi.
v  Mengevaluasi kemajuan dan kenyamanan dalam kemampuan merawat dan penerimaan peran sebagai orang tua.
v  Memudahkan akses dalam menerima pertanyaan dan masalah.
v  Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling yang dibutuhkan.
d.                  Kunjungan Keempat
Kunjungan keempat merupakan kunjungan akhir yang dilakukan pada ibu nifas. Kunjungan ini dilakukan enam minggu setelah ibu melahirkan, dengan tujuan :
v  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami.
v  Mengidentifikasi kebutuhan ibu, termasuk kebutuhan kontrasepsi dan senam nifas.
2.      Kelompok Postpartum
K
elompok postpartum merupakan suatu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas, yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa nifas. Sebaiknya pembentukan kelompok ibu nifas dilakukan pada minggu pertama masa nifas yaitu setelah kunjungan pertama, sehingga upaya deteksi dini, mencegah dan mengatasi permasalahan pada masa nifas dapat dilakukan sesegera mungkin serta kesejahteraan ibu dan bayi bisa terwujud.
Kelompok postpartum adalah kumpulan pribadi yang sedang menjalani masa pascapartum yang mencoba untuk memuaskan kebutuhan personel dengan menggabungkan diri dengan suatu kelompok, berinteraksi dengan saling menghargai tujuan bersama, kekhawatiran atau kebutuhan bersama dan mengalami kenyamanan suatu hubungan yang interdependen.
Seringkali di dalam suatu kelompok pendukung, ibu yang sudah berpengalaman dapat memberi informasi konkret yang sangat berharga kepada anggota kelompok yang lain. Misalnya, seorang ibu yang menceritakan nasihat dari bidan mengenai cara mengatasi nyeri karena payudara yang bengkak. Ibu yang tidak berpengalaman mungkin akan meniru tindakan ibu lain dalam kelompok tersebut, yang dianggap baik. Ia bias meniru cara ibu lain meletakkan bayinya atau melipat popok anaknya dengan cara yang berbeda setelah melihat cara ibu lain melipat popok bayinya.
Akhirnya, kelompok postpartum ini dapat digunakan untuk menceritakan keadaan dirinya, baik mengekspresikan perasaan atau membagikan pengetahuan.

Adapun tahapan atau langkah-langkah dalam pembentukan kelompok ibu nifas adalah sebagai berikut :
v  Kenali program-program yang ada untuk ibu nifas
Program untuk ibu nifas yang diberlakukan antara lain kunjungan pada ibu nifas dan neonates, pemberian ASI eksklusif, pemberian tablet tambah darah dan pemberian tablet vitamin A.
v  Kumpulkan data
Pengumpulkan data dapat dilakukan bersamaan dengan kunjungan pada ibu nifas dan neonates, melalui posyandu, dasawisma, bidan setempat, ataupun melalui forum komunikasi desa (seperti PKK). Adapun data yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok ibu nifas meliputi jumlah ibu nifas dan bayi, kebiasaan dan tradisi setempat, permasalahan-permasalahan pada masa nifas dan bayi, sumber daya masyarakat serta penentu kebijakan.
v  Lakukan pendekatan (mengatur strategi)
Pendekatan dilakukan pada keluarga ibu, tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa dan kader sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok ibu nifas.
v  Buat perencanaan
Membuat suatu perencanaan harus melihat data yang telah terkumpul, buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok postpartum. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pembentukan kelompok postpartum, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta.
v  Pelaksanaan
Mintalah orang yang dianggap sebagai model atau contoh bagi masyarakat setempat, misalnya tokoh agama/kepala desa untuk memimpin diskusi. Bidan dapat berperan sebagai narasumber. Lakukan diskusi sampai terbentu susunan organisasi ibu nifas (kelompok postpartum). Kemudian buat rencana tindak lanjut.
v  Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan bahwa tujuan akhir dari pembentukan kelompok postpartum benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta nifas berjalan normal.


 Kesimpulan

Kunjungan pada ibu postpartum bertujuan untuk pencegahan, pendeteksian dan penanganan masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas. Adapun jadwal kunjungan tersebut sebagai berikut :
1.         Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu melahirkan.
2.         Kunjungan kedua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah persalinan.
3.         Kunjungan ketiga dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan.
4.         Kunjungan ini dilakukan enam minggu setelah ibu melahirkan.
            Kelompok postpartum merupakan suatu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas, yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa nifas.

Evaluasi 



1.      Kunjungan pertama pada ibu postpartum di komunitas dilakukan pada…….
a.       2  jam setelah melahirkan
b.      6-8 jam setelah melahirkan
c.       2 hari setelah melahirkan
d.      6 hari setelah melahirkan
e.       2 minggu setelah melahirkan


2.      Tujuan kunjungan kedua pada ibu nifas adalah …….
a.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
b.      Mengidentifikasi kebutuhan ibu, termasuk kebutuhan kontrasepsi dan senam nifas.
c.       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
d.      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
e.       Inisiasi dini pemberian ASI

3.      Nasihat yang harus diberikan pada kunjungan ke-3 adalah ….
a.       Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
b.      Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
c.       Memastikan ibu menyusui dengan baik
d.      Mengevaluasi kemajuan dan kenyamanan dalam kemampuan merawat dan penerimaan peran sebagai orang tua.
e.       Mengidentifikasi kebutuhan ibu, termasuk kebutuhan kontrasepsi dan senam nifas.

4.      Berikut ini urutan langkah-langkah dalam membentuk kelompok postpartum……
a.       Kenali program-program, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b.      Kumpulkan data, perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut dan evaluasi
c.       Kenali program-program, kumpulkan data, lakukan pendekatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
d.      Kumpulkan data, perencanaan, pendekatan, pelaksanaan, tindak lanjut dan evaluasi
e.       Kumpulkan seluruh ibu nifas

5.      Berikut ini bukan data yang dibutuhkan dalam pembentukan kelompok postpartum adalah….
a.       Jumlah ibu nifas dan bayi
b.      Jumlah penduduk
c.       Kebiasaan dan tradisi setempat
d.      sumber daya masyarakat serta penentu kebijakan
e.       Permasalahan-permasalahan pada masa nifas dan bayi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar