Midwifery worLd "mind and soul"

. . . WeLcoMe to MidwiFeRy worLd . . .

Kamis, 14 Maret 2013

Cara Membuat Jurnal


Ketentuan penulis yang ingin mngirimkan artikelnya dalam jurnal ilmiah adalah:
    1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar.
    2. Naskah dilengkapi dengan Abstrak 75-100 kata. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris untuk artikel berbahasa Indonesia, dan ditulis dalam bahasa Indonesia untuk artikel berbahasa Inggris.
    3. Hasil penelitian yang ingin dipublikasikan hendaknya tidak lebih dari 3 tahun
    4. Hasil penelitian memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan (berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teoritis), metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar rujukan. memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan (berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian), pembahasan (isi sub bab sesuai dengan materi kajian), kesimpulan dan saran, daftar rujukan.
    5. Penulisan Daftar rujukan disusun berdasarkan abjad dengan pokok : nama penulis (nama akhir di depan), judul buku (cetak miring), kota penerbit, penerbit, dan tahun terbit. Apabila sumber rujukan berupa artikel di jurnal, maka judul artikel diberi tanda petik dan nama jurnal dicetak miring. Printout dan CD yang diformat dengan jenis file Rinch Text Format ( RTF ) ke alamat redaksi jurnal ilmiah
  • Sabtu, 27 Oktober 2012

    Bolehkah memakai Oksigen saat berpuasa??

    Hal ini pernah saya alami saat praktik klinik, seorang pasien yang sudah berumur bertanya saya sedang berpuasa, apakah saya boleh memakai oksigen yang dicampur dengan obat??

    Bimbang untuk menjawabnya,,

    Namun, berdasarkan salah satu buku yang membahas tentang keislaman disebutkan bahwa oksigen tersebut tidak membatalkan puasa. Kita semua menghirup udara selama berpuasa. Karena itu, pemakaian oksigen tidak membatalkan puasa, sama halnya dengan masuknya asap atau debu atau aroma parfum atau kembang.

    Sumber

    Shihab, M. Quraish. M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui. Jakarta: Lentera Hati. 2008. hal 109

    Keluarga Berencana

    Bagaimana pandangan Islam tentang penggunaan alat kontrasepsi??
    Bagaimana dengan sterilisasi??

    Dari salah satu buku yang saya baca, dijelaskan bahwa Islam memperkenalkan lima tujuan pokok kehadirannya, yang kepadanya bertumpu seluruh tuntunannya. lima tujuan pokok tersebut adalah berkaitan dengan pemeliharaan (1) agama, (2) jiwa, (3) akal, (4) keturunan, dan (5) harta.

    Segala petunjuk agama, baik berupa perintah maupun larangan, pasti pada akhirnya mengantar pada satu atau lebih dari kelima hal poko di atas. selanjutnya, semua langkah kebijaksanaan yang bermuara pada salah satu dari kelima hal di atas dapat menjadi tuntunan agama. Dari lima prinsip tersebut dan secara khusus prinsip "pemeliharaan terhadap keturunan", kebijaksanaan kependudukan mendapat pijakan agama yang amat kukuh.

     Kemudian, dari petunjuk-petunjuk global, diperoleh pula pijakan kukuh berkaitan dengan kependudukan. Sebagai contoh, dapat dikemukakan bahwa dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa alam raya berjalan atas dasar pengaturan yang serari dan perhitungan ynag tepat (QS. Ar-Rahman [55]: 7-9 dan Al-Mulk [67]: 3). Ibadah yang dituntut pelaksanaannya pun berdasarkan keserasian, dan perhitungan demikian itu (misalnya shalat, zakat, puasa dan haji). Semua itu akan mengantar seorang Muslim untuk menyadari perlunya perhitungan-perhitungan yang tepat serta keserasian dalam kehidupannya, termasuk dalam kehidupan rumah tangga (jumlah keluarga) yang harus diserasikan dengan kemampuan ekonominya. 

    Sisi ketiga yang menjdai pijakan dalam pandangan  agama (Islam) tentang kependudukan adalah kandungan ayat atau hadist yang secara tersurat atau tersirat berbicara tentang kependudukan. Memang disini, boleh jadi timbul aneka penafsiran yang menjadikan anda merasa semacam ada "pemmaksaan".

    akan tetapi dari semua hal di atas, tanpa harus menyebut satu ayat pun kita dapat menyimpulkan bahwa Islam membenarkan penggunaan kontrasepsi, apalagi hal tersebut telah dipraktikkan oleh sahabat Nabi dengan cara yang mereka kenal ketika itu, yakni 'azl atau coitus interuptus.

    Segala macam dan bentuk kontrasepsi dapat dibenarkan oleh Islam selama (1) tidak dipaksakan, (2) tidak menggugurkan, (3) tidak membatasi jumlah anak, (4) tidak mengakibatkan pemandulan abadi. (Walaupun hal tersebut dapat dibenarkan apabila pengabaiannya diduga keras dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan atau jiwa ibu, bapak, dan anak yang dikandung).

    Selama ini sterilisasi dipahami oleh ulama sebagai pemandulan abadi, sehingga mereka membedakannya dengan alat kontrasepsi yang lain, misalnya semacam spiral yang berfungsi menghalangi pertemuan sperma dengan ovum, dan yang sewaktu-waktu bila dikehendaki dapat dicabut. Akan tetapi, jika perkembangan ilmu menemukan satu cara yang tidak mengakibatkan pemandulan abadi, atau sterilisasi yang dilakukan dapat ditempuh dengan hal tersebut, maka tentu hukumnya dapat berubah dari terlarang menjadi boleh.

    Demikian, Wallahu a'lam

    Sumber:
    Shihab, M. Quraish. M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui. Jakarta: Lentera Hati. 2008. hal 457.

    Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa??

    Banyak orang bertanya, apakah ibu hamil boleh berpuasa?? apakah ada efek samping untuk ibu maupun janin? bagaimana cara mengganti puasa karena menyusui bayi, apakah dengan puasa atau dengan membayar fidyah??

    Hal ini bergantung pada kondisi masing-masing ibu. Ibu hamil itu unik, setiap ibu hamil memiliki keluhan dan kondisi yang berbeda-beda.

    Hukum Islam membolehkan bagi ibu hamil untuk tidak berpuasa jika ibu hamil tersebut mengkhawatirkan adanya efek samping negatif bagi dirinya atau janinnya. Tentunya disarankan untu berkonsultasi terlebih dulu dengan bidan atau dokter untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. 

    Apabila ibu hamil atau ibu menyusui tidak berpuasa maka mereka wajib menggantinya di hari lain tanpa membayar fidyah menurut mazhab Imam Abu Hanifah. Sedangkan dalam mazhab Syafi'i dan Hambali, bila keduanya hanya mengkhawatirkan keadaan janin atau bayinya saja maka yang hamil atau yang menyusui harus menggantinya dengan tambahan membayar fidyah. Mazhab Malik membolehkan tidak membayar fidyah bagi ibu hamil dan hanya mewajibkan qadha dan fidyah bagi yang menyusui. fidyah adalah memberi makan setiap hari tidak berpuasa kepada seorang miskin. 

    Semoga bermanfaat..

    Sumber:
    Shihab, M. Quraish. M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui. Jakarta: Lentera Hati. 2008. hal 116.

    Kamis, 19 Juli 2012

    Etika


    Apakah Etika Merupakan Bagian dari Kehidupan Sehari-hari?
    Sangat jelas sekali bahwa etika merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari jika kita memutuskan untuk hidup di antara masyarakat dengan individu lainnya. Sebagai contoh: ketika membeli sebotol shampo, orang secara naluri akan memilih satu jenis yang sesuai dengan tipe rambut keluarga mereka, tetapi secara moral mereka akan memilih merek yang tidak menggunakan binatang sebagai percobaan. Contoh yang lain, ketika membeli makanan, beberapa orang mempertimbangkan penggunaan zat-zat tertentu yang dapat mengancam kesehatan mereka karena itu makanan tersebut dihindari.
    Pada beberapa situasi yang serius, seseorang yang minum minuman beralkohol dan kemudian menyetir. Dapat diperdebatkan, pada saat dia menyetir sementara dalam pengaruh alkohol, pengemudi tersebut tidak sepenuhnya rasional dan karena itu pula sangat disarankan untuk lebih berhati-hati dalam membuat keputusan apakah ini tindakan yang benar atau salah.  
    ·         Apakah Etika?
    Etika dapat diaplikasikan sebagai proses dari teori filosofi moral pada situasi nyata. Ditekankan dengan prinsip dasar dan konsep yang mengarahkan manusia dalam berpikir dan bertindak, sesuai dengan standard nilai mereka.
    ·         Meta – etika
    Filosofi moral yang mengarahkan pada tingkat teori dengan memperhatikan  nilai alami dan status pemikiran moral serta bahasa yang digunakan secara bersungguh-sungguh dalam artian ’baik’, ’jelek’ atau ’ kebahagiaan.
    ·         Etika / Teori Moral
    Cenderung merumuskan suatu prosedur atau mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Kebanyakan orang dewasa saat ini, sebagai individu yang bersekolah, belajar untuk merumuskan dan memecahkan problem matematika; dapat disarankan oleh sebagian yang merasa sangat sedikit kegunaannya – dan akibat pengalaman masa kecil berpendapat adanya siksaan secara psikologis bahwa guru matematika telah mempengaruhi mereka. 
    ·         Etika Praktis
    Berhubungan dengan isu-isu sehari-hari yang terjadi dalam kehidupan secara umum, dan juga pada daerah yang tertentu seperti obat-obatan dan bisnis. Isu sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari isu-isu tertentu, sebagaimana orang tidak dapat bersandar pada kode moral pribadi mereka (untuk kehidupan sehari-hari, dan interaksi antar manusia) dalam memasuki ruang bedah, bangsal atau kantor. Titik ini menunjukkan klien dan staf, karena itu, bentuk kode moral ini sejalan dengan area tertentu, di mana ada isu yang warga biasa tidak dapat menerima.

    Apakah Isu Moral?
    Tampaknya menjadi topik penting yang berhubungan dengan benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, nilai berdasarkan tempat tinggal seseorang akan terlibat rutinitas yang berhubungan dengan orang lain, pandangan tentang aborsi, euthanasia atau hukuman. Hal itu dapat juga berhubungan dengan peristiwa luar biasa yang terjadi, seperti perang saudara atau konflik bersenjata internasional.

    Apakah Dilema Moral?
    Suatu masalah yang timbul oleh konflik-konflik dari prinsip-prinsip, di mana semua pilihan yang ditawarkan tampaknya tidak dapat memberikan kepuasan secara total. Jelas kelihatannya, nilai dari situasi ini tidak sepenting dengan yang digunakan untuk menangani seseorang, secara medis maupun sosial.


    Apakah Konflik Moral?
    Penilaian dari kekuatan antar prinsip-prinsip yang secara jelas merupakan konflik antara prinsip moral atau tanggung jawab yang kadangkala menimbulkan dilema. Ada dua jenis konflik, yang pertama adalah konflik secara prinsip seperti otonomi. Jenis kedua adalah konflik prinsip yang terpisah menjadi dua bagian. Sebagai contoh seorang ibu yang menolak menggunakan episiotomi dalam melahirkan untuk melindungi bayinya; bidan mempunyai kewajiban dalam nilai kehidupan janin tetapi juga mempertimbangkan kepentingan ibu sebagai wanita.    

    Bagaimana Kita Mengatasi Dilema – Apakah Kita Perlu Teori Etika?
    Seperti telah dinyatakan di atas teori etika cenderung membentuk suatu mekanisme untuk memecahkan masalah moral kita. Orang yang tidak mempunyai latar belakang dalam studi etika juga harus membuat keputusan. Beberapa keputusan sehari-hari kelihatannya dibuat secara intuitif atau praktikal, beberapa dengan “pencarian hati”, sesuai dengan kepercayaan individu dan nilai moral yang menjadi pegangan hidupnya. Disarankan dengan sedikit resmi, timbul etika secara teori. Pada umumnya, orang akan menyatakan bahwa itu semua masalah insting, persepsi atau prinsip, dan untuk beberapa hal tergantung dari situasi.

    Utilitarianisme
    Suatu teori berdasarkan konsekuensi dari tindakan secara murni. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai satu persamaan, mereka mencari kesenangan dan menghindari kesedihan. Karena itu individu mengikuti kegiatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesenangan dan memperkecil kesedihan yang terlibat.
    1.    Tindakan – Utilitarianisme
    Bentuk tradisional dari utilitarianisme di mana setiap satu tindakan dinilai dari setiap konsekuensinya. Prinsip ini mudah dan dapat dipegang, semua tindakan dapat dimudahkan dalam konteks manfaat yang dihasilkan. Semakin tinggi derajat dari manfaat yang diantisipasi, semakin tinggi kesempatan dari tindakan yang benar.
    2.    Aturan – Utilitarianisme
    Modifikasi dari tindakan utilitarianisme, yang mempermudah suatu tindakan menurut aturan moral, aturan yang benar dan dapat menghasilkan manfaat yang maksimum. Oleh karena itu, selain tindakan pribadi yang memudahkan kegunaan prinsip, dapat juga oleh aturan moral yang diarahkan untuk mempermudah dalam memenuhi prinsip kegunaan.
    3.    Beberapa Kritik tentang Utilitarianisme
    Suatu keharusan untuk mempertimbangkan apakah permintaan atas nama kaum utilitarian telah diterima. Menjadi bahan pertimbangan secara mudah dan diperhitungkan dalam konteks kegunaan, lebih jauh dilihat kemungkinan bermanfaat dan memprediksi biaya. Bagaimanapun, kemudahan secara jelas atas segala sesuatu yang bermanfaat dapat hilang apabila manfaat itu diperiksa secara seksama.

    Deontologis
    Teori etika yang mempertimbangkan kewajiban atas isu sentral, sebagai kebalikan dari teori akan ketuhanan, yang menganggap segala sesuatu telah diciptakan Allah untuk memudahkan manusia. Para deontologis percaya apa yang baik buat dunia dari manusia adalah mengerjakan kewajiban mereka. Dengan mempertimbangkan kewajiban dulu, selain konsekuensinya, dan catatan bahwa kebahagiaan bisa didapat di manapun berada.
    1.    Monoisme Rasional
    Teori berdasarkan satu prinsip utama atau kewajiban yang dilakukan secara rasional dan moral. Segala tindakan dilanjutkan dengan itikad baik dan moral yang masuk akal.
    2.    Deontologis Tradisional
    Teori berdasarkan kekuatan religius, yang percaya adanya Tuhan dan kemurnian hidup. Teori ini selalu dikaitkan dengan perintah Tuhan dan melakukan apa-apa berdasarkan perintah-Nya pada waktu membuat keputusan yang melibatkan moral.
         
    3.    Pluralisme Intuisionistik
    Teori berdasarkan lebih dari satu teori prinsipil, dengan tidak adanya teori utama. Lebih menyarankan bahwa ada sejumlah aturan moral atau peraturan lainnya yang harus diikuti di mana aturan moral tersebut memiliki kepentingan yang sejajar.  

    Alternatif Lainnya
    Ada kalanya beberapa teori formal tidak dapat begitu saja diterapkan dalam setiap situasi. Para praktisi kesehatan cenderung untuk membangun kepekaan moral dari beberapa individu, yang dapat membedakan timbulnya benar atau salah setiap tindakan dengan persyaratan fleksibel di situasi tertentu. Prinsip untuk mengatakan kebenaran bisa jadi contoh di sini. Menurut para deontologis kita mempunyai kewajiban untuk mengatakan kebenaran setiap waktu, apa yang akan terjadi jika dengan mengatakan kebenaran dapat menimbulkan masalah lain? Apabila mengatakan kebohongan akan lebih baik, maka pilihan itu yang akan dipilih.

    Etika Kebidanan

    PERAN BIDAN DALAM DIMENSI ETIKA


          Dalam beberapa tahun terakhir sebuah kecenderungan telah dibuat kembali peran kebidanan secara keseluruhan, perlahan-lahan peran tersebut hilang seiring dengan periode berkembangnya dunia kesehatan. Para bidan dan kelompok ibu-ibu telah menyalahkan banyaknya waktu dokter-dokter yang terbuang untuk membujuk politikus dan pemerintah setempat akan tersedianya 100% kebutuhan rumah sakit ibu dan anak. Sedangkan dokter lebih peduli akan tersedianya dokter spesialis kandungan, di mana pengajarannya dari mulut ke mulut untuk calon dokter yang kompeten. Para calon dokter menyambung filosofi rumah sakit dan mengembangkan pengajaran ke masyarakat untuk lebih dipraktekkan secara umum.

    Peran kebidanan dapat dibagi menjadi beberapa aspek:
    ·         Bidan sebagai Praktisi
    Bidan menjadi semakin peduli dengan istilah ’kewajiban untuk merawat’. Banyak juga yang dikuatkan untuk mempelajari tentang beberapa aspek dari adat istiadat setempat. Sayangnya, ada bidan yang kelihatannya tertarik karena mereka khawatir dengan pertimbangan meningkatnya masalah hukum.   
    ·         Bidan sebagai Pendidik
    Bidan mempunyai dua peran dalam dunia pendidikan, yaitu dengan bertanggung jawab untuk mendidik orang tua dan macam-macam siswa. Para ibu, pasangannya dan kadangkala anggota keluarga lainnya, biasanya membutuhkan bantuan untuk membangun keahlian dan menimbulkan pengetahuan dalam bidang perawatan bayi dan promosi kesehatan. Sementara pengetahuan memberikan kekuatan, pendidikan dan juga pemberdayaan. Tingkat bantuan yang diberikan tergantung dari pengalaman pribadi keluarga tersebut.  

    ·         Bidan sebagai Konselor
    Aspek peran ini termasuk tersedianya informasi dan penjelasan, dalam hal mendengarkan dan membantu para wanita dan keluarganya untuk mencari hal yang diperhatikan dan dipedulikan. Bidan bertanggung jawab pada tugas kewajibannya, untuk menegaskan bahwa informasi pada saat ini dan mereka dapat memahami diri mereka sendiri, yang bertujuan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.   

    ·         Bidan sebagai Penasihat
    Bidan perlu hati-hati dalam menjawab pertanyaan klien yang memojokkan. Sebagai contoh jika ada klien yang bertanya ke bidan: ’Apa yang akan engkau lakukan?’. Baik pertanyaan mereka merupakan cermin dari pandangan pribadi atau profesional. Sebagai contoh, setelah mendapatkan informasi lengkap, bidan kemungkinan akan ditanya metode anestesi apa yang akan dia pilih dalam operasi caesar. Bisa jadi pandangan pribadi dan profesional akan berbeda. 

    ·         Bidan sebagai Teman
    Bidan diajarkan untuk tidak terlalu terlibat dengan kliennya. Hal ini untuk menghindari konflik kepentingan dan dimaksudkan untuk lebih bersikap profesional dalam melakukan pendekatan yang bersifat medis. Membiarkan klien dan keluarga mereka merasa bahwasanya bidan tersebut mempunyai keahlian, dapat dipercaya dan dapat mengendalikan situasi. Sebagai tambahan, bisa jadi ada unsur tambahan yang dipertimbangkan sebagai perlindungan diri dalam bersikap.
    ·         Bidan sebagai Advokasi
    Di sini peran seorang bidan sedikit menantang ketika klien menolak atau menarik diri, bidan mengambil alih fungsi sebagai perantara antara pihak rumah sakit dan klien, sehingga akhirnya klien mengijinkan penanganan profesional yang terbaik terhadap dirinya dan anak dengan mempertimbangkan hal-hal yang dapat dinasihati ataupun dasar untuk mencegah kematian. 

    ·         Bidan sebagai Peneliti
    Peneliti telah berkembang sejalan dengan profesi kebidanan, sebagaimana dalam semua cabang keperawatan. Dalam hal ini, merupakan dasar dari kebutuhan untuk membuktikan keprofesionalan dan status akademik profesi di mata rekan kerja sejawat dalam bidang kesehatan – untuk lebih kelihatan seperti mendapat masukan yang  berharga lebih dari lembaga subyektif.  
     

    Sabtu, 24 Desember 2011

    Hand Out Manajemen

    HAND OUT

    MATA KULIAH                     :    Organisasi dan Manajemen
    TOPIK                                   :    Konsep Dasar Organisasi dan Manajemen
    SUB TOPIK                           :
    1.       Konsep Dasar Organisasi
    2.       Konsep Dasar Manajemen
    WAKTU                                 :    
    DOSEN                                 :    

                                   OBJEKTIF PERILAKU SISWA 

    Setelah membaca handout ini, mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar organisasi dan manajemen dengan tepat.

    REFERENSI 

    1. Syarifudin. Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan dalam kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. 2009. 1-47.
    2. Hasibuan, Malayu. Manajemen dasar, pengertian, dan masalah edisi revisi.Jakarta: Bumi Aksara. 2003.118-32.
    3. Sutarto. Dasar-dasar organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2002: 22-60. 198-241.
    4. Terry, George. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. 2008: 30-5.
     
    PENDAHULUAN

    Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai tujuan ini disebut manajemen, sedangkan untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut manajemen pelayanan kesehatan masyarakat.


    MATERI 
    I.              KONSEP MANAJEMEN
    A.           Pengertian
    Istilah manajemen berasal dari kata management, turunan dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketatalaksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.1
    Sebagian orang masih rancu dengan pengertian manajemen, kebanyakan masih rancu dengan pengertian manajemen, kebanyakan masih menyatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk mencapai tujuan disebut “manajemen pelayanan kesehatan masyarakat”.
    Manajemen adalah seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai tujuan. Administrasi sendiri ialah ilmu dan seni yang mempelajari kerjasama kelompok orang dalam suatu organisasi untuk menacapai tujuan. Bedanya dengan manajemen adalah manajemen sebagai proses social dan organisasi sebagai system social.
    Banyak ahli yang telah membuat batasan tentang manajemen ini, antara lain :
    a.       Menurut Robert D. Terry manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain.
    b.       Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi. (encyclopedia of social sciences)
    c.       Manajemen adalah suatu proses yang dialkukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. (evancevich)
    d.       Manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain. (Gerry R. Terry)1,2,3
    e.       Manajemen adalah fungsi mencapai sesuatu melalui orang-orang. (Harold Koontz)
    f.        Manajeman adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain. (Harold Koontz dan O’Donnel)
    g.       Manajemen adalah suatu prosess yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    h.       James A. F. Stoner menyatakan bahwa manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang.
    i.         Manajemen adalah suatu proses dal lebih khusus suatu proses social. Manajemen adalah sesuatu orang-orang melaksanakan dalam hubungannya dengan orang lain. (EFL. Brech)
    j.         Manajemen adalah proses kerjasama dengan dan melalui orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
    k.       Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan berbagai upaya dari anggota organisasi dan menggunakan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. (JAF Stoner)
    Kesimpulannya ialah manajemen kesehatan merupakan penerapan manajemen umum dalam system pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah system pelayanan kesehatan masyarakat.1

    B.           Prinsip-prinsip manajemen
    Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau epdoman kerja yang bersifat poko yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan.
    1.       Pembagian kerja
    Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
    Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.1
    2.       Pemberian wewenang dan tanggung jawab yang tegas dan jelas
    Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
    3.       Disiplin (Discipline)
    Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
    4.       Kesatuan perintah (Unity of command)
    Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
    5.       Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
    Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.1

    6.       Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
    Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
    Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
    7.       Penggajian pegawai
    Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya memuaskan.
    8.        Pemusatan (Centralization)
    Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
    9.       Jenjang jabatan (hirarki)
    Para karyawan harus tunduk dan taat kepada kepala seksi (manajemen tingkat rendah), para kepala seksi harus tunduk dan taat kepada kepala bagian seksi (manajemen tingkat rendah), para kepala seksi harus tunduk dan taat kepada kepala bagian (manajemen tingkat menengah) dan para kepala bagian harus tunduk dan taat kepada administrator (manajemen tingkat atas).
    10.    Ketertiban (Order)
    Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
    11.   Keadilan dan kejujuran
    Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
    12.   Pemantapan jabatan
    Setiap pejabat atau karyawan hendaknya tidak sering diubah-ubah tugas dan jabatannya.
    13.    Prakarsa (Inisiative)
    Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
    14.   Solidaritas atau rasa setia kawan
    Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja sama dan hubungan baik antar kawan. Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan yang positif, konstruksif dan rasional.1

    C.           Fungsi manajemen
    Fungsi-fungsi manajemen yang utama yaitu :
    1.       Perencanaan (planning)
    Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya.
    Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.1

    2.       Pengorganisasian (organizing)
    Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
    Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa.
    3.       Penggerakan (auditing)
    Anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas mereka yang telah diuraikan secara lengkap.
    4.       Pengawasan (controlling)
    Kegiatan-kegiatan untuk menyesuaikan dengan rencana-rencana. Pengawasan disebut juga pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.
    Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.1

    D.           Unsur-unsur manajemen
    Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenal dengan 6 (enam) M , yaitu :
    1.       Men, tenaga yang dimanfaatkan;
    2.        Money, anggaran yang dibutuhkan;
    3.        Materials, bahan atau material yang diperlukan;
    4.       Machines, mesin atau alat yang dipergunakan dalam berproduksi;
    5.       Methode, cara yang dipergunakan dalam bekerja;
    6.        Market/marketing, pasar dan pemasaran hasil produksi yang dihasilkan.1



    E.            Tingkatan Manajemen
    1.       Manajer Puncak/ Top Manager
    Tanggung jawab dari manager puncak adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan, dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah.
    2.       Manajer Menengah/Middle Manager
    Manajer tingkat menengah berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.
    3.       Manager Lini Pertama/First Line Manager
    Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan atau supervise para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan.

    II.               KONSEP ORGANISASI
    1. Pengertian
    Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian dapat diartikan peenentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan.2
    Organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola, skema, bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada dan lain sebagainya.2
    Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer).2
    Pendapat-pendapat  di bawah ini disusun secara kronologis atas dasar tahun pendapat itu dikemukakan:
    1.       Drs. Manullang
    Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan. Secara singkat organisasi adalah suatu perbuatan diferensiasi tugas-tugas.2
    2.       Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
    Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.2
    3.       Oliver sheldon (1923)
    “Organization is the process of combining the work which individuals or group have to perform with the faculties necessary for it execution that the duties, so formed, provide the best channel for the efficient, systematic, positive and co-ordinated application of the available effort.”
    Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.3
    4.       Chester I. Barnard (1938)
    “Organization is a system of cooperative activities of two or more person something intangible and interpersonal, largely a matter of relationship.”
    Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas kerja sama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berujud dan trak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal hubungan-hubungan.3
    5.       James D. Mooney (1974)
    “Organization is the form of every human association for the attainment of commons purpose.”
    Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama.3

    6.       J. William Schulze (1949)
    “An organization is a combination of the necessary human beings, materials, tools, equipment, working space and appurtenances, brought together in systematic and effective correlations, to accomplish some desired object.”
    Organisasi adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya,yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.3
    Kesimpulan :
    a.       Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah kumpulan orang.
    b.       Sebagian penyusun berpendapat bahwa organisasi adalah proses pembagian kerja.
    c.        Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama, sistem hubungan atau sistem sosial.3
    Jadi, organisasi adalah sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.3
    Dari definisi yang sederhana ini dapat diketemukan adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu: orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling terkait merupakan suatu kebulatan.3
    Maka dalam pengertian organisasi digunakan sebutan sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas tertentu.3

    1. Tujuan
    1.       Definisi
    Titik tolak proses manajemen adalah menentukan “objectives” atau tujuan-tujuan organisasi. Objectives direncanakan untuk memberikan kepada suatu organisasi dan anggota-anggotanya arah dan maksud.4
    2.       Jenis
    Jenis-jenis itu adalah:
    1. Yang bersifat organisasi
    Bersangkutan dengan maksud-maksud, nilai-nilai yang diciptakan dan arah umum organisasi itu. Mereka biasanya ruang lingkupnya luas dan sebagai ciri khasnya, tidak didefinisikan secara ketat.
    1. Yang bersifat manajemen
    Lebih bersifat terperinci dan berkaitan dengan faktor-faktor seperti kuantitas dan kualitas.

    1. Yang bersifat perseorangan
    Menggariskan apa yang sedang diusahakan oleh perseorangan tersebut untuk mencapai dan mendapatkannya.4
    1. Prinsip Organisasi
    Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi:
    1. Principle of organizational (asas tujuan organisasi)
    Menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.2
    1. Principle of unity of objective
    Menurut asas ini, di dalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap baginnya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau, jika tidak ada kesatuan tujuan.
    1. Principle of unity of command
    Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
    1. Principle of the span of management
    Menurut asas ini, seorang  manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.
    1. Principle of delegation of authority
    Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
    1. Principle of parity of authority and responsibility
    Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya. Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun harus sebesar X pula.
    1. Principle of responsibility
    Menurut asas ini, hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadao atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dari pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

    1. Principle of departementation (Principle of devision of work = asas pembagian kerja)
    Menurut asas ini, pengelompokkan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.2
    1. Principle of personnel placement
    Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian dan keterampilannya (the right man, in the right job); mismanagement penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job spesification dari jabatan yang akan diisinya.
    1. Principle of scalar chain
    Menurut asa ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah. Tindakan dumping hendaknya dihindarkan.
    1. Principle of efficiency
    Menurutnya asa ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya a=harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
    1. Principle of continuity
    Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
    1. Principle of coordination (asas koordinasi)
    Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.2

    1. Bentuk Organisasi
    Beberapa pendapat:
    1. Lyman A. Keith dan Varlo E. Gubellini
    a.       Line structure
    b.       Functionalization
    c.       “Staff-and-service division” kemudian berubah menjadi “line and staff structure”
    (a.     Struktur jalur
    (b.     Fungsional
    (c.     Staff dan satuan pelayanan, kemudian berubah menjadi struktur jalur dan staff.)3
    1. Lawrence L. Bethel
    “a. Line or military
    a.       Line and staff
    b.       Functional (pure)
    c.       Line and functional staff
    d.       Line, functional staff, and commitees”
    (a.     Jalur atau militer
    (b.     Jalur dan staff
    (c.     Fungsional (murni)
    (d.      Jalur dan staff fungsional
    (e.     Jalur, staff fungsional, dan panitia
    1. Rober Y. Durand
    a.       Line and staff
    b.       Line
    c.       Functional
    a.       Jalur dan staff
    b.       Jalur
    c.       fungsional
    Kesimpulan:
    Bentuk-bentuk organisasi:
    1. Ditinjau dari jumlah pucuk pimpinan:
    a.       Bentuk tunggal
    organisasi tunggal adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan seorang. Sebutan jabatan untuk bentuk tunggal antara lain: presiden, direktur, kepala, ketua; di dalam struktur organisasi pemerintahan dikenal sebutan jabatan menteri, gubernur, butapi, walikota, walikotamadya, camat, lurah; dalam struktur ABRI dikenal sebutan jabatan Panglima, komandan; dalam struktur organisasi perguruan tinggi dikenal sebutan jabatan rektor, dekan.
    b.       Bentuk jamak
    organisasi jamak adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan beberapa orang sebagai satu kesatuan. Sebutan jabatan yang digunakan antara lain presidium, direksi, direktorium, dewan, majelis.3
    1. Ditinjau dari saluran wewenang
    a.       Bentuk jalur
    Organisasi bentuk jalur adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan, baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan.
    b.       Bentuk fungsional
    Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu; pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.
    c.       Bentuk jalur dan staff
    Organisasi bentuk jalur dan staff adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan, dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan organisasi yang memerlukan diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasihat tentang bidang keahlian tertentu.
    d.       Bentuk fungsional dan staff
    Organisasi bentuk fungsional dan staff adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang kerja dapat memerintah semua pelaksanan yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya, dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasihat tentang bidang keahlian tertentu. 
    e.       Bentuk fungsional dan jalur
    Organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang kerja berhak memerintah kepada semua pelaksanan yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya, dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang dalam semua bidang.3
    f.        Bentuk jalur, fungsional dan staff
    Organisasi yang wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya, dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewennag dalam semua bidang kerja, dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan bidang diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasihat tentang bidang keahlian tertentu.

    1. Bagan organisasi
    1.       Pengertian:
    1. Ralph Currier Davis
    “An organization chart is a graphic or semigraphic presentation of certain infoemation concerning functions, functional grouping and line of responsibility, authority and accountability in the organization.”
    Suatu bagan organisasi adalah suatu grafik atau seigrafik yang menunjukkan keterangan-keterangan yang pasti tentang fungsi-fungsi pengelompokkan fungsi dan garis-garis tanggungjawab, wewenang serta akuntabilitas dalam organisasi.
    1. Louis A. Allen
    “the organization chart is graphic means of showing organization data”
    Bagan organisasi adalah suatu alat yang melukiskan dengan nyata yang menunjukkan data organisasi.3

    1. Kegunaan
    Bagan organisasi bermanfaat untuk:
    1. Mengetahui besar kecilnya organisasi
    2. Mengetahui garis-garis saluran wewenang
    3. Mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada
    4. Mengetahui rincian aktivitas masing-masing satuan organisasi
    5. Mengetahui setiap jabatan yang ada
    6. Mengetahui rincian tugas para pejabat
    7. Mengetahui nama, pangkat, golongan pangkat para pejabat
    8. Mengetahui jumlah pejabat
    9. Mengetahui kedudukan setiap pejabat.3
    10. Menilai apakah suatu organisasi telah menerapkan asas-asas organisasi dengan baik

    1. Jenis dan macam bagan
    Irvin A. Hermann mengatakan:
    “there are three type of charts that can be used:
    1. Horizontal organization chart
    2. Vertical organization chart
    3. Simplified organization chart.”
    Ada 3 macam tipe bagan yang dapat dipakai:
    1. Bagan organisasi mendatar
    2. Bagan organisasi menegak
    3. Bagan organisasi yang disederhanakan.3

    4.       Bentuk bagan organisasi
    1. Bagan piramid ialah bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari atas ke bawah, atau sebaliknya. Bagan piramid merupakan bagan organisasi yang paling lazim dipakai oleh berbagai organisasi.
    2. Bagan mendatar adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri ke arah kanan atau sebaliknya.
    3. Bagan menegak adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari atas ke bawah, atau sebaliknya, dengan jalan menjajarkan dua-dua satuan organisasi atau pejabat yang sederajat.
    4. Bagan lingkaran adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.
    5. Bagan setengah lingkaran adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewennagnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
    6. Bagan elip adalah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat elip ke arah bidang elip.2
    7. Bagan setengah elip ialah bentuk bagan yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat elip ke arah bidang bawah elip atau sebaliknya.
    8. Bagan sinar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun seperti berkas sinar.3

    EVALUASI 



    1.      Seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai tujuan adalah definisi dari ...
    a.      Manajemen
    b.      Administrasi
    c.       Pengorganisasian
    d.      Organisasi
    2.      Dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place, merupakan prinsip manajemen dalam . ..
    a.       Pemberian wewenang dan tanggung jawab yang tegas dan jelas
    b.      Pembagian Kerja
    c.       Disiplin (Discipline)
    d.       Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
    3.      Mengadakan penilaian sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula merupakan fungsi manajemen dalam ...
    a.       Perencanaan (planning)
    b.       Pengorganisasian (organizing)
    c.       Penggerakan (auditing)
    d.       Pengawasan (controlling)
    4.      Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama merupakan pendapat dari ...
    a.       Chester I. Barnard
    b.       James D. Mooney
    c.       J. William Schulze
    d.       Oliver Sheldon

    5.      Seorang  manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang merupakan asas ...
    a.       Principle of organizational
    b.       Principle of unity of command
    c.       Principle of delegation of authority
    d.       Principle of the span of management



    Kesimpulan
    Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai tujuan ini disebut manajemen, sedangkan untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut manajemen pelayanan kesehatan masyarakat.