HAND OUT
Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
Topik : Asuhan pada Bayi 2-6 Hari
Sub Topik : Membuat Rencana Asuhan 2-6 Hari
1. Pemberian ASI
2. BAB
3. BAK
4. Kebersihan Kulit
5. Keamanan
6. Tanda-tanda Bahaya
7. Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang
Dosen :
OBJEKTIF PERILAKU SISWA |
Tanpa melihat hand out, mahasiswa mampu menjelaskan tentang rencana asuhan bayi usia 2-6 hari, meliputi:
1. Pemberian ASI
2. BAB
3. BAK
4. Kebersihan Kulit
5. Keamanan
6. Tanda-tanda Bahaya
7. Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang
REFERENSI |
1. Hidayat, A.Alimul. Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta: EGC. 58-9.
2. Novianti R. Cara dahsyat memberikan ASI untuk bayi sehat dan cerdas. Yogyakarta: Octopus. 2009. Hal.10-34.
3. Bina Gizi Masyarakat. Pedoman pemberian makanan bayi dan anak dalam situasi darurat. Jakarta : 2007. 4-7.
4. Puspitorini I. Panduan lengkap perawatan bayi dan anak. Yogyakarta: Diglossia Media. 2007.50-1.
5. Varney, Helen. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC, 2007.936-7.
PENDAHULUAN |
Asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus dilakukan secara menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus diinformasikan dan diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali ke rumah orang tua sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.
Menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak lahir tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi
Pemberian ASI saja cukup. Pada periode usia 0-6 bulan, kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun kuantitas terpenuhinya dari ASI saja, tanpa harus diberikan makanan ataupun minuman lainnya. Pemberian makanan lain akan mengganggu produksi ASI dan mengurangi kemampuan bayi untuk menghisap.
Bayi mulai memiliki pola eliminasi pada minggu kedua kehidupannya. Orang tua harus mengetahui pola eliminasi bayinya agar mengetahui keadaan bayi.
URAIAN MATERI |
1. Membuat Rencana Asuhan Bayi 2-6 Hari
Pada hari 2-6 setelah lahir ada hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi. Asuhan pada bayi 2-6 hari ini harus di informasikan dan diajarkan kepada orang tua agar orang tua pada saat di rumah tidak salah dalam merawat bayinya. Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi yaitu :
1. Minum (Pemberian ASI)
ASI memiliki konsentrasi zat besi, kalsium dan zink yang sangat rendah. Namun, semua unsur ini memiliki bioavibilitas sangat tinggi sehingga, diaborpsi secara efisien. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI tidak memerlukan suplemen zat besi sampai usia 4-6 bulan, ketika simpanan prenatal telah habis digunakan untuk pertumbuhan yang pesat.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam menghasilkan manusia yang berkualitas. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini sebelum usia enam bulan.
A. Manfaat Pemberian ASI
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitas.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.
3) Menyusu meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan pada saat menyusu maka akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengarkan detak jantung ibunya yang telah dikenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi membentuk kepribadian yang percaya diri.
4) ASI menurunkan terjadinya risiko alergi
5) ASI menurunkan risiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti diare.
Laktobasilus berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri E. Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi. Laktoferin bermanfaat menghambat bakteri stafilokokus dan jamur kandida
b. Manfaat ASI bagi ibu
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang karena apabila ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksi sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
2) Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena menyusui mengurangi perdarahan.
3) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang murah, selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid maka menyusui akan berguna sebagai alat kontrasepsi.
4) ASI lebih praktis
Ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas dan lain-lain.
5) ASI lebih murah
Ibu tidak harus selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.
c. Manfaat ASI bagi Keluarga
1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu bakar, atau minyak untuk merebus air, susu ataupun peralatan.
2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3) Memberikan ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
4) Lebih praktis ketika akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan lain-lain.
B. Peran Bidan dalam Pemberian ASI
1) Memberikan konseling kepada ibu
Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu :
a. Biarkanlah bayi memperoleh kolostrum saat menyusu
b. Hindarkan pemberian makanan pralaktal (air gula, air putih, madu, dll) sebelum ASI keluar, tapi usahakan bayi menghisap untuk merangsang produksi ASI.
c. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar
- Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan di sekitar areola payudara.
- Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
- Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
- Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
- Membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi atau mulut bayi.
- Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
- Menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, setelah itu diganti dengan payudara yang satunya. Setiap payudara 15-25 menit.
- Cara melepas isapan bayi ari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut/dagu bayi ditekan ke bawah.
- Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar areola payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
- Menyendawakan bayi
d. Berikan hanya ASI saja selama 6 bulan pertama.
e. Berikan ASI tanpa dijadwalkan terutama selama 6 bulan pertama.
f. Bagi ibu yang bekerja maka beritahu ibu cara menyimpan ASI dan memberikan ASI.
Ketahanan ASI perah menurut tempat penyimpanan
1) ASI yang telah dikeluarkan dapat diletakkan di kamar/luar akan bertahan 6-8 jam pada suhu 260C atau lebih rendah.
2) ASI yang telah dikeluarkan dan disimpan di dalam termos berisi es batu tahan 24 jam.
3) ASI yang disimpan di lemari es tempat buah di bagian paling dalam dimana tempat yang terdingin tahan 3x24 jam
4) ASI yang disimpan di freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri tahan 3 bulan
5) ASI yang disimpan di freezer dengan satu pintu tahan 2 minggu
6) ASI yang disimpan di deep freezer akan tahan 6-12 bulan.
g. Memberitahu ibu lama dan frekuensi menyusui
Ibu harus menyusui sesering mungkin kapan pun bayi menginginkannya. Artinya, paling tidak setiap 2-3 jam sekali dan setiap 4-5 jam di malam hari dari 8-12 kali menyusui selama 24 jam.
Semakin sering bayi menyusu maka ASI yang di produksi pun akan semakin banyak. Hal ini disebabkan oleh stimulasi maksimum dari reseptor-reseptor prolaktin yang akan memicu produksi ASI dalam jumlah sebanyak mungkin
h. Memberitahu tanda bayi yang cukup ASI
- Bayi BAK setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda.
- Bayi BAB berwarna kekuningan “berbiji”
- Bayi tampak puas
- Bayi setidaknya menyusu 8-12 kali dalam 24 jam
- Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusu
2) Memberikan dukungan psikologi
Untuk menimbulkan rasa percaya diri pada ibu maka bidan dan petugas kesehatan hendaknya memotivasi agar :
a. Ibu yakin bahwa dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
b. Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
Dukungan psikologis dapat diperoleh melalui :
a. Keluarga terdekat, terutama anggota keluarga wanita yang telah berpengalaman dan berhasil menyusui.
b. Suami yang mengerti bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi, merupakan dorongan yang baik untuk ibu agar lebih berhasil menyusui.
c. Kelompok pendukung ASI
d. Petugas kesehatan. Peranan petugas kesehatan sangat penting untuk membantu ibu-ibu menyusui yang mengalami hambatan dalam menyusui.
2. BAB
Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih mekonium dan normalnya bayi BAB paling sedikit 1x sehari. Untuk membersihkannya gunakan air bersih hangat dan sabun. Frekuensi BAB normal bervariasi pada satu bayi dengan bayi lain. Pada bayi yang hanya diberi ASI, rata-rata 3-6 kali BAB. BAB bayi yang diberi ASI umumnya berwarna kuning emas. Frekuensi BAB tidak normal yaitu setelah 2 hari tidak BAB atau BAB tiga hari 1 kali dan lebih dari 7 kali sehari.
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak ketiga sampai keenam. Bayi baru lahir yang diberikan makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja daripada bayi yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi yang disusui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Bagi bayi apabila defekasi setelah diberi makan defekasi 1 x 3 atau 4 hari walaupun demikian konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum susu botol berbentuk namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja akan berkurang pada minggu kedua dari 5 atau 6x defekasi setiap hari (1x defekasi setiap kali diberi makan) menjadi 1 atau 2x sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan menyerupai tinja orang dewasa.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi.
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kandungan. BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak. Frekuensi BAB yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu.
Peran bidan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Mengobservasi frekuensi, konsistensi dan warna dari BAB bayi.
b. Memberitahu ibu agar segera mengganti popok apabila bayi BAB
c. Memberitahu ibu pola BAB bayi yang benar
d. Memberitahu ibu cara mengobservasi frekuensi, konsistensi dan warna dari BAB bayi.
3. BAK
Bayi secara normal akan buang air kecil sebanyak 6-10x sehari. Hal ini sulit diketahui jika bayi menggunakan popok sekali pakai yang dapat menampung banyak air seni. Oleh karena itu jika ditemui keraguan maka disarankan untuk menggunakan popok dari kain.
Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10x dengan warna urine kuning jernih menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK harus diganti.
Petugas kesehatan dan orang tua harus mengetahui pola BAK yang normal agar mengetahui asupan cairan yang masuk sesuai atau tidak.
Peran bidan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Mengobservasi frekuensi dan warna dari BAK bayi.
b. Memberitahu ibu agar segera mengganti popok apabila bayi BAK
c. Memberitahu ibu pola BAK bayi yang benar
d. Memberitahu ibu cara mengobservasi frekuensi dari BAK bayi.
4. Tidur
1. Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari
- Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidur pun semakin berkurang, kira-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan, menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 – 14 jam.
Pastikan bayi tidur dengan aman :
a. Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan cermat agar tidak mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
5. Kebersihan Kulit
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Keamanan
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.
7. Tanda-tanda Bahaya
Tanda-tanda bahaya dibagi menjadi dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
a. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
b. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
c. Letargi : bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
d. Warna kulit abnormal/ bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning.
e. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
f. Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa.
g. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau berdarah/ lender.
h. Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
a. Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b. Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc )
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d. Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
f. Tinja/ urin, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
g. Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang. menangis terus menerus.
Rencana asuhan:
1. Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
2. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
3. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
4. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
5. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
6. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
7. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.
8. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
8. Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang
1. Perawatan tali pusat
Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer dan terbukti efektif untuk membersikan tali pusat, karena sesungguhya alkohol akan mudah menguap di daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.
Cara yang paling efektif adalah dengan membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya di bersihkan setiap hari dengan air bersih dan bidan perlu memberikan informasi ini pada tiap ibu agar tidak terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit bayi.
2. Pemberian ASI
3. Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin, karena kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi. Apabila suhu bayi <36,5oC segera hangatlah bayi dengan teknik metode kangguru.
4. Tanda-tanda bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
1.Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan.
2.Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.
5. Imunisasi
Suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukkan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
6. Perawatan harian atau rutin.
7. Pencegahan infeksi dan kecelakaan.
KESIMPULAN |
Pada hari 2-6 setelah lahir ada hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi. Asuhan pada bayi 2-6 hari ini harus di informasikan dan diajarkan kepada orang tua agar orang tua pada saat dirumah tidak salah dalam merawat bayinya.
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari meliputi pemberian ASI, BAB dan BAK, tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya dan penyuluhan sebelum bayi pulang.
EVALUASI |
- Apa manfaat ASI bagi bayi?
a. Nutrisi dalam ASI hanya memenuhi sebagian nutrisi yang dibutuhkan
b. Meningkatkan jalinan kasih sayang
c. Mencegah terjadinya anemia
d. ASI lebih praktis
e. ASI lebih murah
- Bayi yang diberi ASI rata-rata BAB dalam sehari…
a. 1-2x
b. 2-3x
c. 3-4x
d. 3-6x
e. 4-6x
- Bayi baru lahir kemungkinan tidak mengeluarkan urin dalam waktu …
a. 8-9 jam
b. 10 jam
c. 12 jam
d. 12-14 jam
e. 16-18 jam
- Bukan tanda-tanda bahaya pada bayi yang harus diketahui oleh ibu…
a. Hisapan bayi lemah
b. Kesulitan bernafas
c. Letargi
d. Mata merah dan mengeluarkan cairan
e. Bangun di malam hari
- Bukan termasuk penyuluhan yang diberikan kepada ibu saat bayi pulang
a. Perawatan tali pusat
b. Imunisasi
c. Perawatan harian
d. Pencegahan infeksi
e. Pemberian susu formula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar