PERAN BIDAN DALAM DIMENSI ETIKA
Dalam beberapa tahun terakhir sebuah
kecenderungan telah dibuat kembali peran kebidanan secara keseluruhan,
perlahan-lahan peran tersebut hilang seiring dengan periode berkembangnya dunia
kesehatan. Para bidan dan kelompok ibu-ibu telah menyalahkan banyaknya waktu
dokter-dokter yang terbuang untuk membujuk politikus dan pemerintah setempat
akan tersedianya 100% kebutuhan rumah sakit ibu dan anak. Sedangkan dokter lebih
peduli akan tersedianya dokter spesialis kandungan, di mana pengajarannya dari
mulut ke mulut untuk calon dokter yang kompeten. Para calon dokter menyambung
filosofi rumah sakit dan mengembangkan pengajaran ke masyarakat untuk lebih
dipraktekkan secara umum.
Peran kebidanan
dapat dibagi menjadi beberapa aspek:
·
Bidan sebagai Praktisi
Bidan menjadi semakin peduli dengan istilah ’kewajiban
untuk merawat’. Banyak juga yang dikuatkan untuk mempelajari tentang beberapa
aspek dari adat istiadat setempat. Sayangnya, ada bidan yang kelihatannya
tertarik karena mereka khawatir dengan pertimbangan meningkatnya masalah
hukum.
·
Bidan sebagai Pendidik
Bidan mempunyai dua peran dalam dunia pendidikan, yaitu
dengan bertanggung jawab untuk mendidik orang tua dan macam-macam siswa. Para
ibu, pasangannya dan kadangkala anggota keluarga lainnya, biasanya membutuhkan
bantuan untuk membangun keahlian dan menimbulkan pengetahuan dalam bidang
perawatan bayi dan promosi kesehatan. Sementara pengetahuan memberikan
kekuatan, pendidikan dan juga pemberdayaan. Tingkat bantuan yang diberikan
tergantung dari pengalaman pribadi keluarga tersebut.
·
Bidan sebagai Konselor
Aspek peran ini termasuk tersedianya informasi dan
penjelasan, dalam hal mendengarkan dan membantu para wanita dan keluarganya
untuk mencari hal yang diperhatikan dan dipedulikan. Bidan bertanggung jawab
pada tugas kewajibannya, untuk menegaskan bahwa informasi pada saat ini dan
mereka dapat memahami diri mereka sendiri, yang bertujuan untuk memberikan
penjelasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
·
Bidan sebagai Penasihat
Bidan perlu hati-hati dalam menjawab pertanyaan klien
yang memojokkan. Sebagai contoh jika ada klien yang bertanya ke bidan: ’Apa
yang akan engkau lakukan?’. Baik pertanyaan mereka merupakan cermin dari
pandangan pribadi atau profesional. Sebagai contoh, setelah mendapatkan
informasi lengkap, bidan kemungkinan akan ditanya metode anestesi apa yang akan
dia pilih dalam operasi caesar. Bisa jadi pandangan pribadi dan profesional
akan berbeda.
·
Bidan sebagai Teman
Bidan diajarkan untuk tidak terlalu terlibat dengan
kliennya. Hal ini untuk menghindari konflik kepentingan dan dimaksudkan untuk
lebih bersikap profesional dalam melakukan pendekatan yang bersifat medis.
Membiarkan klien dan keluarga mereka merasa bahwasanya bidan tersebut mempunyai
keahlian, dapat dipercaya dan dapat mengendalikan situasi. Sebagai tambahan,
bisa jadi ada unsur tambahan yang dipertimbangkan sebagai perlindungan diri
dalam bersikap.
·
Bidan sebagai Advokasi
Di sini peran seorang bidan sedikit menantang ketika klien
menolak atau menarik diri, bidan mengambil alih fungsi sebagai perantara antara
pihak rumah sakit dan klien, sehingga akhirnya klien mengijinkan penanganan
profesional yang terbaik terhadap dirinya dan anak dengan mempertimbangkan
hal-hal yang dapat dinasihati ataupun dasar untuk mencegah kematian.
·
Bidan sebagai Peneliti
Peneliti telah berkembang sejalan dengan profesi
kebidanan, sebagaimana dalam semua cabang keperawatan. Dalam hal ini, merupakan
dasar dari kebutuhan untuk membuktikan keprofesionalan dan status akademik
profesi di mata rekan kerja sejawat dalam bidang kesehatan – untuk lebih
kelihatan seperti mendapat masukan yang berharga
lebih dari lembaga subyektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar