Midwifery worLd "mind and soul"

. . . WeLcoMe to MidwiFeRy worLd . . .

Kamis, 19 Juli 2012

Etika Kebidanan

PERAN BIDAN DALAM DIMENSI ETIKA


      Dalam beberapa tahun terakhir sebuah kecenderungan telah dibuat kembali peran kebidanan secara keseluruhan, perlahan-lahan peran tersebut hilang seiring dengan periode berkembangnya dunia kesehatan. Para bidan dan kelompok ibu-ibu telah menyalahkan banyaknya waktu dokter-dokter yang terbuang untuk membujuk politikus dan pemerintah setempat akan tersedianya 100% kebutuhan rumah sakit ibu dan anak. Sedangkan dokter lebih peduli akan tersedianya dokter spesialis kandungan, di mana pengajarannya dari mulut ke mulut untuk calon dokter yang kompeten. Para calon dokter menyambung filosofi rumah sakit dan mengembangkan pengajaran ke masyarakat untuk lebih dipraktekkan secara umum.

Peran kebidanan dapat dibagi menjadi beberapa aspek:
·         Bidan sebagai Praktisi
Bidan menjadi semakin peduli dengan istilah ’kewajiban untuk merawat’. Banyak juga yang dikuatkan untuk mempelajari tentang beberapa aspek dari adat istiadat setempat. Sayangnya, ada bidan yang kelihatannya tertarik karena mereka khawatir dengan pertimbangan meningkatnya masalah hukum.   
·         Bidan sebagai Pendidik
Bidan mempunyai dua peran dalam dunia pendidikan, yaitu dengan bertanggung jawab untuk mendidik orang tua dan macam-macam siswa. Para ibu, pasangannya dan kadangkala anggota keluarga lainnya, biasanya membutuhkan bantuan untuk membangun keahlian dan menimbulkan pengetahuan dalam bidang perawatan bayi dan promosi kesehatan. Sementara pengetahuan memberikan kekuatan, pendidikan dan juga pemberdayaan. Tingkat bantuan yang diberikan tergantung dari pengalaman pribadi keluarga tersebut.  

·         Bidan sebagai Konselor
Aspek peran ini termasuk tersedianya informasi dan penjelasan, dalam hal mendengarkan dan membantu para wanita dan keluarganya untuk mencari hal yang diperhatikan dan dipedulikan. Bidan bertanggung jawab pada tugas kewajibannya, untuk menegaskan bahwa informasi pada saat ini dan mereka dapat memahami diri mereka sendiri, yang bertujuan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.   

·         Bidan sebagai Penasihat
Bidan perlu hati-hati dalam menjawab pertanyaan klien yang memojokkan. Sebagai contoh jika ada klien yang bertanya ke bidan: ’Apa yang akan engkau lakukan?’. Baik pertanyaan mereka merupakan cermin dari pandangan pribadi atau profesional. Sebagai contoh, setelah mendapatkan informasi lengkap, bidan kemungkinan akan ditanya metode anestesi apa yang akan dia pilih dalam operasi caesar. Bisa jadi pandangan pribadi dan profesional akan berbeda. 

·         Bidan sebagai Teman
Bidan diajarkan untuk tidak terlalu terlibat dengan kliennya. Hal ini untuk menghindari konflik kepentingan dan dimaksudkan untuk lebih bersikap profesional dalam melakukan pendekatan yang bersifat medis. Membiarkan klien dan keluarga mereka merasa bahwasanya bidan tersebut mempunyai keahlian, dapat dipercaya dan dapat mengendalikan situasi. Sebagai tambahan, bisa jadi ada unsur tambahan yang dipertimbangkan sebagai perlindungan diri dalam bersikap.
·         Bidan sebagai Advokasi
Di sini peran seorang bidan sedikit menantang ketika klien menolak atau menarik diri, bidan mengambil alih fungsi sebagai perantara antara pihak rumah sakit dan klien, sehingga akhirnya klien mengijinkan penanganan profesional yang terbaik terhadap dirinya dan anak dengan mempertimbangkan hal-hal yang dapat dinasihati ataupun dasar untuk mencegah kematian. 

·         Bidan sebagai Peneliti
Peneliti telah berkembang sejalan dengan profesi kebidanan, sebagaimana dalam semua cabang keperawatan. Dalam hal ini, merupakan dasar dari kebutuhan untuk membuktikan keprofesionalan dan status akademik profesi di mata rekan kerja sejawat dalam bidang kesehatan – untuk lebih kelihatan seperti mendapat masukan yang  berharga lebih dari lembaga subyektif.  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar