Midwifery worLd "mind and soul"

. . . WeLcoMe to MidwiFeRy worLd . . .

Minggu, 19 Juni 2011

Evaluasi Pembelajaran dan Remedial

REMEDIAL TEACHING

Kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan untuk mencapai hasil belajar tuntas atau optimal. Prinsip belajar tuntas (mastery learning), yaitu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu satuan pelajaran secara tuntas.
Remedial teaching merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan untuk mencapai hasil belajar secara tuntas. Pada dasarnya remedial teaching sama dengan kegiatan pembelajaran biasa yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan perilaku melalui rangkaian interaksi antara dosen dan mahasiswa. Pemberian remedial teaching diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sekurang-kurangnya sesuai dengan derajat ketuntasan minimum. Hasil belajar yang diharapkan pada dasarnya adalah terjadinya perubahan belajar yang jelas berdasarkan pengalaman dan dilakukan secara sadar.
Perbedaan remedial teaching dengan kegiatan pembelajaran biasa terletak pada strategi yang digunakan yaitu strategi pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Remedial teaching ini merupakan suatu upaya guru atau dosen untuk menciptakan suasana  atau situasi baru dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan untuk mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria minimal melalui interaksi yang terarah, terencana, terkontrol dan terkoordinasi. Upaya remedial teaching ini dapat pula dikatakan sebagai upaya remodulasi atau modifikasi dari proses belajar mengajar biasa.
Penerapan remedial teaching diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Potensi adalah kekuatan yang belum tampak, belum berwujud, belum menjadi kemampuan atau belum menjadi prestasi. Dengan kata lain, remedial teaching tersebut diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap siswa untuk menjadi prestasi.
            Upaya pengembangan potensi ada 3 macam, antara lain:
1.      Potensi optimal
Perkembangan pembelajaran sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
2.      Under achiever
Perkembangan pembelajaran yang menghasilkan prestasi yang rendah dengan dasar potensi yang tinggi.
3.      Over achiever
Perkembangan pembelajaran yang menghasilkan prestasi yang tinggi dengan dasar potensi yang biasa-biasa saja.
Sistem pendidikan di Indonesia masih menganut prinsip pengembangan potensi optimal yaitu sistem pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. Sistem ini dirasa masih kurang untuk menghasilkan prestasi yang optimal.
Untuk memaksimalkan potensi setiap siswa maka diperlukan berbagai pendekatan dalam pengajaran remedial yang pada akhirnya dikembangkan oleh guru atau dosen ke dalam berbagai strategi pelayanan pengajaran remedial, yaitu :
a.       Pendekatan kuratif
Pendekatan yang dilakukan setelah diketahui adanya siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran.  Tiga strategi yang dapat dikembangkan oleh guru, yaitu :
1.      Pengulangan
Ditujukan untuk siswa dengan nilai yang jauh dari standar minimal dan kemampuan yang biasa.
2.      Pengayaan dan pengukuhan
Ditujukan untuk siswa yang belum mencapai standar minimal dan kemampuan yang biasa.
3.      Percepatan
Ditujukan untuk siswa yang belum mencapai standar minimal dengan kemampuan yang tinggi atau cerdas.

b.      Pendekatan preventif
Pendekatan yang ditujukan kepada siswa yang pada awal kegiatan belajar telah diduga akan mengalami kesulitan belajar berdasarkan data tentang kemampuan siswa yang ada sehingga kelemahan atau kekurangan siswa dapat diantisipasikan atau diprediksikan. Pengajaran remedial dapat dilakukan setelah adanya pre-test atau tes diagnostik tentang pemahaman terhadap materi dasar yang menjadi prasyarat suatu mata pelajaran atau tentang pemahaman tentang mata pelajaran yang akan dipelajari.
Pendekatan ini dirasa akan lebih efektif dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

c.       Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya tindak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kesulitan siswa harus diketahui guru sedini mungkin agar dapat diberikan bantuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.